Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu, baik dari segi kesehatan, keuangan, maupun keamanan. Di antara jenis haji yang dikenal dalam Islam, Haji Tamattu’ adalah salah satu yang paling umum dilakukan oleh jamaah haji dari berbagai belahan dunia. Haji Tamattu’ memiliki keistimewaan karena memungkinkan jamaah untuk melaksanakan umrah terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke haji dalam satu musim haji. Berikut adalah panduan lengkap tentang cara melaksanakan Haji Tamattu’:
1. Ihram di Miqat
Langkah pertama dalam Haji Tamattu’ adalah memasuki keadaan ihram di salah satu dari lima miqat yang ditetapkan. Miqat adalah tempat-tempat yang ditentukan sebagai batas untuk memulai ihram. Miqat untuk jamaah dari luar Jazirah Arab adalah:
- Dzul Hulaifah (untuk jamaah dari Madinah)
- Al-Juhfah (untuk jamaah dari Suriah, Palestina, dan Mesir)
- Qarnul Manazil (untuk jamaah dari Najd dan Irak)
- Yalamlam (untuk jamaah dari Yaman)
- Dzat Irq (untuk jamaah dari India, Pakistan, dan Indonesia)
Setelah sampai di miqat, jamaah harus mandi, bersihkan diri, dan memakai pakaian ihram. Pria mengenakan dua lembar kain putih tanpa jahitan, sedangkan wanita mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Setelah itu, niat ihram diucapkan:
- Laki-laki: “Labbaik Allahumma bi ‘umrah” (Aku datang ya Allah untuk umrah)
- Perempuan: “Labbaiki Allahumma bi ‘umrah” (Aku datang ya Allah untuk umrah)
2. Tawaf Umrah
Setelah memasuki ihram, jamaah menuju ke Masjidil Haram di Mekah untuk melaksanakan tawaf umrah. Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dimulai dari Hajar Aswad, jamaah berjalan searah jarum jam, dengan memulai dari sudut Ka’bah yang berisi Hajar Aswad. Setiap kali melewati Hajar Aswad, jamaah mengucapkan “Allahu Akbar”. Setelah selesai tawaf, jamaah melakukan shalat sunnah tawaf dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim atau di tempat lain jika tidak memungkinkan.
3. Sa’i antara Shafa dan Marwah
Setelah tawaf, jamaah melanjutkan dengan sa’i, yaitu berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah. Ini adalah simbol dari perjuangan Siti Hajar mencari air untuk putranya, Ismail. Sa’i dimulai dari Shafa, berjalan menuju Marwah, kemudian kembali lagi ke Shafa, dan seterusnya hingga tujuh kali. Di antara Shafa dan Marwah, terdapat area yang disebut “Mash’ar” di mana jamaah diperbolehkan berlari cepat.
4. Mencukur atau Memotong Rambut
Setelah sa’i, jamaah melakukan tahallul (keluar dari ihram umrah) dengan mencukur atau memotong rambut. Laki-laki biasanya mencukur seluruh kepala atau memotong sebagian rambut, sedangkan wanita memotong sejumput rambut. Setelah ini, jamaah keluar dari ihram umrah dan kembali ke keadaan normal, namun mereka tetap harus menghindari hubungan seksual sampai selesai haji.
5. Menunggu Waktu Haji
Setelah selesai umrah, jamaah menunggu waktu haji yang dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah. Selama masa tunggu ini, jamaah biasanya menghabiskan waktu di Mekah, beribadah, dan mempersiapkan diri untuk haji.
6. Ihram untuk Haji
Pada tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah kembali memasuki ihram untuk haji. Mereka niat dengan mengucapkan:
- Laki-laki: “Labbaik Allahumma bi hajjin” (Aku datang ya Allah untuk haji)
- Perempuan: “Labbaiki Allahumma bi hajjin” (Aku datang ya Allah untuk haji)
7. Wuquf di Arafah
Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah berangkat ke Arafah untuk melakukan wuquf (berdiri) dari tengah hari hingga terbenamnya matahari. Ini adalah salah satu rukun haji yang paling penting. Di Arafah, jamaah berdoa, memohon ampunan, dan mendengarkan khutbah haji.
8. Muzdalifah
Setelah maghrib di Arafah, jamaah bergerak menuju Muzdalifah untuk menginap semalam. Di sini, mereka mengumpulkan batu-batu kecil untuk lemparan jumrah dan melakukan shalat maghrib dan isya’ bersamaan.
9. Lemparan Jumrah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah kembali ke Mina untuk melakukan lemparan jumrah. Mereka melempar tujuh batu kecil ke tiang besar yang mewakili setan. Ini dilakukan pada hari Idul Adha.
10. Tahallul Awal
Setelah lemparan jumrah, jamaah melakukan tahallul awal dengan mencukur atau memotong rambut. Setelah ini, mereka diperbolehkan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang selama ihram, kecuali hubungan seksual.
11. Tawaf Ifadah
Jamaah kemudian kembali ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah atau tawaf ziarah. Ini adalah tawaf yang wajib dilakukan setelah lemparan jumrah dan mencukur rambut.
12. Sa’i Haji
Setelah tawaf ifadah, jamaah melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah lagi, seperti yang dilakukan pada umrah.
13. Tahallul Akhir
Setelah sa’i haji, jamaah melakukan tahallul akhir dengan mencukur atau memotong rambut lagi. Setelah ini, semua larangan ihram diangkat, termasuk hubungan seksual.
14. Lemparan Jumrah Tambahan
Pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, jamaah kembali ke Mina untuk melakukan lemparan jumrah tambahan ke tiga tiang yang mewakili setan. Setiap hari, mereka melempar tujuh batu ke masing-masing tiang.
15. Tawaf Wada’
Sebelum meninggalkan Mekah, jamaah melakukan tawaf wada’ atau tawaf perpisahan sebagai tanda penutup ibadah haji.
Kesimpulan
Haji Tamattu’ adalah perjalanan spiritual yang penuh makna, membutuhkan persiapan fisik, mental, dan spiritual. Setiap langkah dalam haji memiliki simbolisme yang mendalam, mengingatkan jamaah tentang keimanan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah. Dengan memahami dan melaksanakan setiap rukun haji dengan benar, jamaah dapat merasakan keberkahan dan kepuasan spiritual yang luar biasa. Semoga panduan ini membantu para calon jamaah haji dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya.